Tadabbur QS. Al Mulk Ayat 1
Made By Canva

Ketika mendengar kata ‘Raja’ apa yang terlintas di pikiran teman-teman? Pastinya kita akan membayangkan sosok yang memiliki kekuasaan, pengaruh yang luas dan kemampuan yang besar. Sosok yang memiliki kuasa atas segala sesuatu yang berada di bawah kekuasaannya. Dia memiliki kuasa untuk mengatur, memimpin, mengayomi dan melindungi apa-apa yang berada di bawah kerajaannya.

Seperti Nabi Sulaiman yang memiliki wilayah kekuasaan yang besar pada masanya. Ia memiliki kekuasaan dan pengaruh tidak hanya pada manusia, tapi juga pada hewan bahkan makhluk jin. Semua tunduk dan patuh pada kekuasaannya. Dengan kekuasaannya ia bisa memerintah tentara jin untuk memindahkan singgasana Ratu Bilqis.

Ada Fir’aun yang memiliki kekuasaan besar di tepian sungai Nil pada masanya. Dengan tangan kekuasaannya dia mampu menggerakkan bala tentara agar membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir pada masa itu. Sebab ia khawatir bayi itu tumbuh menjadi pemuda-pemuda tangguh yang akan meruntuhkan dan merebut kekuasaannya. Meski pada akhirnya, ia tidak kuasa menghilangkan nyawa seorang bayi laki-laki yang tumbuh dan berkembang di dalam rumahnya sendiri. Bayi laki-laki yang pada akhirnya benar-benar menjadi pemisah antara ia dan kekuasaan yang selama ini disombongkannya. Bayi laki-laki itu adalah Musa as.

Kisah fenomenal lain yaitu tentang raja Namrud, penguasa Babilonia yang dikenal dengan kesombongannya. Memiliki wilayah kekuasaan yang luas membentang dari belahan bumi timur dan barat. Ia berkuasa dengan sangat bengis dan kejam pada masanya. Sama seperti Fir’aun, dengan tangan kekuasaannya ia tidak segan membunuh bayi laki-laki yang baru lahir karena khawatir akan menyerangnya. Akibat kesombongannya itu ia kemudian diazab Allah melalui seekor nyamuk yang bersemayam di kepalanya selama 400 tahun.

Namun tak sedikit juga raja-raja yang berkuasa dengan adil dan bijaksana. Seperti Raja Najasyi dari Habasyah (Ethiopia). Dia dikenal sebagai raja yang adil dan bijaksana dalam berkuasa. Dalam sejarah islam Raja Najasyi dikenal sebagai raja yang pemurah, yang dengan tangan terbuka menerima kaum muslimin yang hijrah ke negerinya pada masa itu. Masa awal-awal kenabian di mana kaum muslimin menerima intimidasi, profaganda dan pemboikotan oleh kaum kafir Quraisy. Berkat kemurahan hati Raja Najasyi, kaum muslimin kemudian mendapat perlindungan dan penghidupan yang layak di negeri tersebut (pojokopini.com, tt).

Demikianlah sebagian kecil gambaran raja-raja dunia dengan karakter kepemimpinannya masing-masing. Namun inti dari tulisan ini tidaklah tentang raja-raja dunia. Melainkan tentang raja dari segala raja, raja yang menguasai para raja.

Maha Suci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala  sesuatu.” (QS. Al Mulk ayat 1)

Kerajaan Sang Maha Raja

Sebesar apapun kerajaan di dunia ini tetap tidak akan mampu mengalahkan kekuasaan Sang Maha Raja. Kekuasaannya meliputi seluruh mayapada, alam raya, langit dan bumi. Dialah Allah yang memiliki segala kerajaan di langit dan bumi.

Allah menciptakan langit dan bumi beserta isinya. Allah juga yang maha mengatur, mengawasi dan memenuhi kebutuhan segala makhluknya. Allah yang Maha memberi rezeki seluruh mahluk yang ada di laut maupun di darat.

Allah lah yang menguasai seluruh kerajaan di muka bumi. Jika Allah berkehendak mencabut kekuasaan dari seseorang itu mudah saja terjadi. Allah bisa memberikan kekuasaan kepada siapa yang ia kehendaki dan Allah kuasa mencabut kekuasaan dari siapapun yang ia kehendaki.

Segala sesuatu  berada dalam genggaman kekuasaan Allah, baik yang tampak maupun yang tidak tampak. Allah kuasa mengetahui apa yang kita lahirkan, dan Allah juga kuasa mengetahui apa yang tersembunyi di sudut hati yang paling dalam. Sungguh tidak ada yang luput dari kuasa Allah.

Di sini kita semakin sadar bahwa betapa manusia itu makhluk yang sangat kecil, lemah. Tidak ada daya dan upaya melainkan dengan izin dan pertolongan Allah. Laa haulawala quwwata illa billah.

Raja dengan Kebaikan yang Luas

Kekuasaan Allah pada setiap makhluk ciptaan-Nya adalah kekuasaan yang mutlak namun penuh dengan kasih sayang. Allah Maha Pengasih lagi maha penyayang terhadap makhluknya. Setiap waktu kebaikan-kebaikan Allah tercurah pada makhluk-Nya dalam takdir-takdir yang dijalaninya dari hari ke hari.

Sekalipun ada diantara takdir itu yang terkadang tidak selalu sesuai dengan apa yang kita harapkan. Namun percayalah semua adalah cara Allah untuk mengembalikan kita pada kebaikannya yang banyak lagi tidak pernah putus. Sejatinya Allah hanya menginginkan yang terbaik untuk kita, sekalipun terkadang harus melewati hal-hal yang tidak menyenangnya.

Dialah Allah yang Maha Memiliki Kebaikan yang Maha luas. Kebaikan Robb kepada hambanya yang terus mengalir tiada habisnya setiap waktu dan kesempatan. Kebaikan itu menyelimuti segala sesuatu.

Teruslah meminta kebaikan kepada Allah Swt dalam setiap kesempatan. Sebab kebaikan Allah itu maha luas meliputi seluruh alam semesta yang tidak akan pernah habis. Allah juga maha pemberi kebaikan, dan senang dengan hamba yang meminta (berdoa)kebaikan kepada-Nya.

Allah memiliki keberkahan yang banyak. Dan hanya Allah yang menentukan kepada siapa keberkahan itu akan diberikan. Keberkahan tidak selalu hadir pada sesuatu yang banyak. Tidak jarang Allah hadirkan keberkahan justru pada sesuatu yang sedikit. Keberkahan juga tidak mesti hadir dalam kondisi yang menyenangkan, tidak jarang keberkahan hadir dalam kondisi kurang menyenangkan. Terkadang keberkahan juga hadir pada takdir yang bertentangan dengan yang kita harapkan.

Allah Maha Kuasa dan Allah Maha Berkehendak kepada siapa dan dalam kondisi bagaimana keberkahan itu hadir. Sebab itu, teruslah berikhtiar dan berdoa untuk mendapatkan keberkahan dari Allah Swt dalam hidup kita. Berdoa juga agar Allah beri kita kekuatan dan kesabaran dalam menerima takdir-Nya, serta mampu mengintip pelajaran (hikmah) dari setiap takdir tersebut.

Segala Puji Hanya Milik Allah

Kita punya jabatan, ketahuilah kita tidak bisa apa-apa dengan jabatan itu kecuali atas izin Allah. Kita punya wilayah kekuasaan, ketahuilah jika Allah berkehendak wilayah kekuasaan tersebut tidak akan memberikan manfaat apapun bagi kita. Kita punya pengikut, tapi itu semua tidak menjamin membuat kita menjadi sosok yang terus dituruti semua perintah dan omongannya.

Apa yang kita miliki sejatinya adalah milik Allah yang kapan pun bisa diambil kembali jika Dia berkehendak. Lalu siapa kita (manusia) hendak menyombongkan diri? Ingin dipuji dengan semua pencapaian yang kita raih di dunia ini?

Ketahuilah makhluk tidak berhak memakai pakaian kesombongan, hanya Allah yang berhak. Kita tidak berhak menikmati semua pujian. Karena segala puji hanyalah milik Allah.

Dalam Quran Surat Al Mulk ayat pertama Allah mengabarkan pada kita bahwa tidak ada yang paling tinggi dan paling berkuasa di dunia ini melainkan Allah Swt. Makhluk kemampuannya terbatas, kekuasaannya terbagi, hanya Allah yang mampu menggenggam segala sesuatu dalam kekuasaan-Nya. Karenanya Allah mengajak kita untuk memuji-Nya dalam setiap waktu dan kesempatan.

#TadabburAlMulkAyat1


3 Comments

  1. MasyaAllah, Sang Maha Raja. Al Mulk ini juga salah satu surat yang dianjurkan untuk dihapalkan bukan Mbak?

    Terima kasih tadaburnya Mbak, ditunggu ayat yang berikutnya

    ReplyDelete
  2. Tertohok banget baca artikel ini. Apalah kita ini, mahluk Allah engga punya apa-apa.
    Jadi manusia engga boleh sombong, semua itu kuasa Allah...
    Makasih remindernya. Ini baru satu ayat...

    ReplyDelete
  3. Segala puja dan puji hanya untuk Tuhan pencipta semesta alam ya mba. Semoga kita bisa menjadi sebaik-baiknya ciptaan-Nya. 🙏

    ReplyDelete

Tinggalkan Komen Ya!