Inilah yang Diajarkan Covid-19 Selama #DiRumahSaja
#DiRumahSaja - Hari-hari belakangan ini terasa begitu berbeda. Terutama bagi mereka yang tinggal di kawasan zona merah Covid-19. Sebagaimana dimaklumi, penyebaran wabah Covid-19 terus meningkat akhir-akhir ini. Berbagai rekayasa sosial dilakukan untuk memutus rantai penyebaran wabah ini di masyarakat. Aktivitas warga dibatasi dan dihimbau untuk tetap di rumah saja.
Tetap di rumah sekilas terdengar menyenangkan. Bisa leyeh-leyeh, rebahan dan bermalas-malasan. Tapi itu cuma menyenangkan jika dilakukan satu dua hari. Kalau sudah berhari-hari, siapa yang bisa menjamin itu menyenangkan. Baru satu minggu dipaksa untuk tetap #DiRumahSaja, sudah banyak keluhan bertebaran di medsos. Hal ini membuktikan bahwa tidak banyak yang bisa menikmati hari-hari #DirRumahSaja. Terutama bagi mereka yang produktivitas hariannya adalah di luar rumah.
Tagar #DiRumahSaja semakin tranding akhir-akhir ini. Memang itulah ikhtiar terbaik yang bisa dilakukan saat ini untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Mau tidak mau kita harus memaksa diri untuk tetap #DiRumahSaja dan menyerap pelajaran-pelajaran berharga yang disuguhkan bersamanya.
#DiRumahSaja Tetap Harus Produktif
Berhari-hari kita dipaksa untuk tetap di rumah saja. Ini adalah sebuah tantangan berat yang harus dilewati dengan bahagia. Tetap #DiRumahSaja jangan sampai membuat kita mati gaya dan tidak produktif. #DiRumahSaja harus tetap produktif dong!
Mungkin bagi Sahabat yang terbiasa produktif di luar, #DiRumahSaja adalah pilihan yang tidak mudah. Namun Covid-19 telah memaksa kita untuk belajar agar tetap produktif walau #DiRumahSaja. Ya, kesempatan di rumah saat ini bukanlah leha-leha. Ini adalah waktu produktif kita. Bagi yang dirumahkan dan harus work from home, waktu di rumah tetap harus kerja sesuai jam kerja kantoran seperti biasa. Hanya tempatnya saja yang sekarang berpindah dari kantor ke rumah. Sedangkan bagi mereka yang dirumahkan atau merumahkan diri karena tidak bisa bekerja selama masa karantina, maka mau tidak mau harus putar otak. Cari ide, bagaimana agar bisa tetap produktif dan menghasilkan selama #DiRumahSaja.
Stop ngeluh, stop ngomelnya, sekarang bukan saatnya untuk menyalahkan keadaan. Ini adalah ujian yang harus dilewati bersama meski dengan jalan berbeda. Kita manusia makhluk yang dibekali dengan beragam potensi. Sekaranglah saatnya kita menggali semua potensi yang terpendam oleh kenyamanan hidup yang dijalani selama ini. Terkadang kita memang butuh tekanan untuk melahirkan potensi-potensi yang terpendam. Nah, boleh jadi sekaranglah saatnya!
Membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Wabah covid-19 telah mengajarkan pada kita tentang pentingnya membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satu PHBS yang sangat ditekankan di musim wabah ini adalah mencuci tangan dengan sabun. Dalam banyak kampanye pencegahan penyebaran covid-19 masyarakat dihimbau untuk selalu mencuci tangan dengan sabun secara rutin. Terutama setelah menyentuh benda di tempat umum, sebelum masuk rumah, sebelum mengolah makanan, sebelum makan dan lain-lain.
Tidak hanya mencuci tangan dengan sabun, wabah covid-19 juga mendidik kita untuk menjaga kebersihan rumah dan lingkungan, mengkonsumsi makanan bergizi, olahraga secara teratur dan rutin berjemur di bawah sinar matahari. Keganasan virus corona telah membangkitkan kesadaran kita agar lebih perhatian dengan kesehatan tubuh dan keluarga. Kita berlomba-lomba dan saling mengingatkan untuk menjaga kebersihan dan meningkatkan imunitas tubuh.
Mikroorganisme ini benar-benar telah meneror kelalaian kita pada PHBS dan pola hidup sehat yang sering dikampanyekan oleh tenaga kesehatan. Kita sering abai untuk mencuci tangan dengan sabun, suka makanan cepat saji tanpa peduli dengan kandungan gizinya, malas olahraga dan malas terpapar sinar matahari. Kehadiran covid-19 seketika menampar kelalaian kita. Selama #DiRumahSaja kita diajak untuk membudayakan PHBS dan pola hidup sehat untuk mempertahankan kesehatan keluarga dari keganasan covid-19.
Lebih Dekat dan Perhatian dengan Keluarga
Hampir satu bulan covid-19 memaksa seluruh anggota keluarga berkumpul #DiRumahSaja. Anak-anak diharuskan belajar di rumah, begitu juga para pekerja diharuskan bekerja dari rumah. Otomatis yang biasanya hari-hari disibukkan dengan kegiatan masing-masing di luar rumah, sekarang dikumpulkan di ruangan yang sama meski dengan aktivitas berbeda. Namun waktu bersama keluarga yang dulu hilang sekarang sudah pulang. Inilah saatnya kita diajarkan untuk lebih dekat dan perhatian dengan keluarga.
Bagaimana tidak? Anak-anak yang sehari-harinya belajar dengan guru di sekolah dan tempat les, hari-hari ini diharuskan belajar bersama orang tua. Banyak yang bisa menikmati tradisi baru yang tercipta selama pandemi ini dan tidak sedikit pula yang stress menjalaninya. Namun semua ini adalah kondisi terbaik yang dihadirkan untuk mendidik kita menjadi pribadi yang lebih aware dengan keluarga. Lebih perhatian dengan pendidikan anak-anak. Mengenal secara langsung kesulitan dan perjuangan anak dalam menuntu ilmu di bangku pendidikan. Bukankah ini pelajaran yang sangat berharga yang dihadirkan bersama musim pandemi ini?
Semangat Saling Berbagi dan Peduli
Pelajaran positif lain yang begitu dirasakan selama pandemi ini adalah tumbuh suburnya semangat saling berbagi dan peduli. Dampak ekonomi wabah virus ini begitu dirasakan oleh hampir semua lapisan masyarakat. Terutama golongan masyarakat menengah ke bawah. Seruan #dirumahsaja menyebabkan banyak yang harus kehilangan pekerjaan, kehilangan sumber penghasilan, hingga omset usaha yang terjun bebas.Pada dasarnya hampir semua pihak merasakan dampak ekonomi dari wabah covid-19 ini. Namun, yang paling merasakan tentu saja masyarakat golongan menengah ke bawah yang dalam kondisi normal pun kehidupan mereka serba pas-pasan. Bersyukur kita terlahir di negeri yang terkenal dengan semangat gotong royong dan kebersamaannya. Di masa-masa sulit ini rasa kemanusiaan, semangat saling berbagi dan peduli kita benar-benar diuji. Mampukah kita untuk berbesar hati saling peduli di saat kita sendiri pun sebenarnya juga sedang membutuhkan?
Baca Juga : Tidak Ada yang Benar-benar GratisWabah Covid-19 telah mengetuk nurani kita untuk saling berbagi dan peduli. Tidak lagi semata memikirkan kepentingan dan mimpi-mimpi pribadi yang tak kunjung usai. Sejenak kita diminta untuk memberi jeda pada diri dan mengalihkan fokus pada orang lain. Ada banyak jiwa yang membutuhkan perhatian kita. Semoga kesulitan yang hadir bersama wabah pandemi ini mampu mendidik kita menjadi pribadi yang peduli dan ringan berbagi.
Ya, ada begitu banyak pelajaran berharga yang dihadirkan bersama kedahsyatan wabah ini. Nah Sahabat, pelajaran apa yang berhasil sahabat serap selama pandemi ini? Yuk saling berbagi di komen
24 Comments
Selama di rumah aja jadi lebih rajin olahraga nih anak-anak biasanya kan seharian mereka di sekolah, kalo disuruh olahraga mager terus
ReplyDeleteSelama di rumah aku minta anak-anak rutin olahraga, meskipun malas-malasan awalnya tapi sekarang malah terbiasa sendiri. Kalau kedekatan sih selama in sudah dekat cuma mereka jadi gak ada interaksi dengan teman-temannya aja. Sama sepupu2 mereka suka videocall juga & jadi lebih sering bertegur sama dengan kakek nenek juga
ReplyDeleteada hikmah di balik musibah. wabah pandemi ini membuat kita jadi sadar akan pentingnya menjaga kesehatan. tinggal di rumah aja juga bikin bonding antar anggota keluarga jadi makin dekat :)
ReplyDeletealhamdulillaaah .. always look at the bright side!
ReplyDeleteSelalu ada sisi positifnya ya Mba, meski jujur rasanya udah kelamaan tanpa kejelasan sih ini... Akhirnya cuma bisa pasrah berdoa semoga segera ada keajaiban dariNya... Dan kurva penyebarapenyebaran virus bisa melandai
ReplyDeleteSemoga semua kebiasaan baik ini tetap terjaga nanti setelah Covid-19 hilang dari muka bumi ya mba. Kita ambil hikmahnya saja. Mungkin kita harus belajar banyak dari kejadian yang memberikan dampak bagi seluruh penghuni bumi ini.
ReplyDeleteIya nih Mak 3 hal ini berasa banget dan aku rasakan juga. Selain jadi lebih aware ama kesehatan dan dekat dengan orang rumah, makin banyak juga yang care berbagi. Di lingkungan rumahku mau dibuat bank beras yang dihimpum dari warga tiap hari. Nanti siapa yang butuh boleh minta, free
ReplyDeleteAda banyak hikmah yang bisa dipetik selama pandemi ini yaab Mbak. Semoga kita selalu diberi kesabaran dan keselamatan selama menghadapinya. Aamiin1
ReplyDeleteSetuju mba ada hikmahnya juga dibalik bencana corona ini, jadi lebih aware sama kebersihan dan melatih empati juga untuk bisa berbagi yah
ReplyDeleteSetiap kejadian, peristiwa, memiliki sisi baik. Seperti halnya pandemi covid 19 ini, ada banyak hal baik yang kita terapkan dan dijadikan kebiasaan seterusnya (setelah covid berlalu).
ReplyDeleteAwalnya mungkin ada sedih, marah dll, namun lama kelamaan manusia cepat beradaptasi menerima kondisi. Normalnya gtu. Denal jg gk ada gunanya, dihadapi saja sambil terus menyesuaikan diri dengan kondisi ya mbak. Jaga jarak, hidup bersih, dll
ReplyDeleteOverall sama seperti aku, aku jg mengajarkan ke anak2 aku pentingnya PHBS selama pandemi ini. ya setidaknya masih ada positifnya ya masa pandemi ini :)
ReplyDeleteSelalu ada hikmah dibalik musibah. Mungkin dulu jarang banget cuci tangan, sekarang sering cuci tangan. Lebih banyak konsumsi buah dan sayur.
ReplyDeleteDibalik setiap kejadian selalu ada hikmah. Merebaknya wabah ini kian menyadarkan kita untuk lebih aware dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat Disamping itu pemberlakuan social distancing yang mengharuskan #dirumahaja jadi bikin lebih aware sama keadaan rumah (utk lebih rajin dibersihkan) juga jalinan kedekatan dengan keluarga
ReplyDeleteBanyak hikmah dengan adanya musibah ini ya Mbak. Banyak yang jadi lebih peduli dengan sesama itu yang paling pentiing. Tetap semangaat. Semoga unian segera berlalu.
ReplyDeleteBukan ga mau ngeluh mak, tapi kita sekarng kan sudah serba sush. Jadi kudu bertahan
ReplyDeleteSemoga covid suka bsd
aku juga merasa nyaman dan makin dekat dengan anak - anak dan keluarga mbaaa. Yah, kita nikmati segala yang ada di saat pandemik ini
ReplyDeleteemang bener bener banyak banget deh realita kehidupan yang diajarkan oleh pandemi ini. bener bener hal yang ga terbayangkan sebelumnya ya mak.. huhuhu.
ReplyDeleteInsya Allah saya ga ngomel hanya saja bingung harus mulai darimana untuk menata ekonomi yang kena dampak
ReplyDeleteDi rumah saja lebih dekat dengan keluarga dan saya jadi lebih aktif masak hehe, beberes dan setrika , banyak dampak positive juga sih, alhamdulillah.
ReplyDeleteBanyak hal memang yang bisa diambil sebagai pembelajaran saat covid nih,,, ini kayak evolusi banget orang yang biasanya salaman sekarang namaste aja,, orang yang kadang bersin semaunya sekarang tertutup masker dan cuci tangan yang kampanyenya sejak taufik safalas masih hidup tapi baru bener-bener dilakukan secara massal sekarang,,, semoga bisa terus dilakukan sih pola hidup yang seperti ini
ReplyDeletePada anak-anak aku selalu tegaskan untuk bisa menahan diri agar tidak tertular dan menularkan. Awalnya susah, karena mereka pengen main keluar bersama dengan teman-temannya. Tetapi setelah diberi penjelasan tentang bahaya virus ini akhirnya mereka paham. Sekarang mereka menjadi lebih peduli menjaga kebersihan diri. Semoga kebiasaan baik ini tetap bertahan saat wabah hilang nanti.
ReplyDeleteBelajar sabar dan tawakal juga mba heuheu d rmh aja itu sesuatu banget. Belajar ga putus harapan dan berdoa
ReplyDeleteBiasanya kalau makan sendiri-sendiri. Apalagi anak-anak kalau makan ambil di dapur trus bawa ke lantai atas makan di sana. Sejak ada Covid jadi makan siang dan makan malam bersama semua tiap hari. Hal jarang soalnya si ayah pulang malem dan anak-anak pulang sore . Oya satu lagi jadi jamaah 4 waktu setiap hari . Kalau subuh nggak soalnya kadang anak -anak kesiangan , Jd sholat sendiri.
ReplyDeleteTinggalkan Komen Ya!