Belakangan istilah bullying ini semakin sering kita dengar. Terutama di media online dan sosial media. Hal ini dilatarbelakangi dengan terungkapnya kasus-kasus bullying terhadap anak di berbagai tempat. Di facebook beberapa waktu yang lalu beredar postingan video seorang anak berseragam SMP yang sedang dibentak-bentak dan dipukuli oleh sekelompok anak yang berseragam SMP juga. Beberapa waktu yang lalu kita juga disuguhi oleh berita bullying terhadap mahasiswa penyandang dissabilitas di sebuah Universitas ternama. Postingan-postingan tentang kasus bullying di sosial media ini membuat kita, --khususnya kaum ibu— sedikit banyak mengkhawatirkan keselamatan anak-anak kita dari bullying. Apalagi semakin anak tumbuh besar intensitas mereka di samping kita semakin berkurang. Karena mereka sudah punya aktivitas dan lingkungan sendiri bersama teman-temannya. Orang tua pun tidak mungkin 24 jam berada di samping mereka.
https://family.fimela.com
Bullying, Apa Sih?
Sebelumnya mari kita samakan persepsi terlebih dahulu. Sebenarnya bullying itu apa sih? Kok istilah ini ngetren banget akhir-akhir ini? Bullying adalah segala bentuk intimidasi baik secara fisik atau psikologis yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang terhadap individu tertentu sehingga menyebabkan individu tersebut tertekan, trauma, depresi hingga tidak berdaya.
Sederhananya, ada tiga bentuk bullying yang perlu kita wasapai terjadi pada anak, yaitu:
  • Bullying fisik, contohnya: memukul, menampar, memalak, mengeroyok dan lain-lain.
  • Bullying verbal, contohnya: memaki, mengejek, membodoh-bodohkan, menggosipkan dan sejenisnya.
  • Bullying psikologis, contohnya mengintimidasi, mengecilkan, mengabaikan,mendiskriminasikan, dan lain-lain.
Masya Allah, bisa dibayangkan seandainya bentuk-bentuk kekerasan tersebut menimpa anak-anak kita. Bagi seorang ibu, jangankan disakiti, tubuh anak mereka digigit nyamuk saja mereka tidak rela. Namun faktanya, bullying pada anak itu ada dan telah menimpa sebagian dari anak-anak kita.
Pelaku bullying pada anak itu bisa siapa saja. Bisa teman-teman mereka sendiri, orang dewasa yang mereka kenal sebelumnya, orang asing yang belum mereka kenal, saudara, bahkan tidak terkecuali guru mereka. Jadi, pada dasarnya semua anak berpotensi menjadi korban bullying. Tidak terkecuali anak-anak kita.
Sebab itulah, siapapun kita wajib peduli dengan kasus bullying ini. Demi anak-anak kita, generasi muda kita dan demi masa depan bangsa ini. Karenanya, yuk peduli bullying pada anak melalui beberapa tindakan berikut!

Tingkatkan Kewaspadaan
Mengapa? Karena kasus bullying bisa terjadi di mana saja, kapan saja dan pelakunya pun bisa siapa saja. Tidak terkecuali di lingkungan rumah mereka sekalipun. Oleh karena itu, mari kita kenali di mana anak-anak bergaul dan dengan siapa mereka selalu berinteraksi setiap harinya. Bangun komunikasi yang baik dengan lingkungan di mana anak kita selalu bergaul. Bangun komunikasi yang baik dengan teman-teman mereka, dengan guru-guru mereka dan dengan orang-orang di mana anak-anak kita berada setiap harinya. Sehingga kita benar-benar yakin dan percaya bahwa anak-anak kita berada di lingkungan yang aman dan bergau dengan orang-orang yang bisa dipercaya.

Yuk Peka dengan Perubahan Anak!
Orang tua harus menjadi orang pertama yang mampu melihat ketika ada sesuatu yang tidak beres dengan anak-anak kita. Banyak diantara para korban bullying yang menyimpan rapat derita mereka karena intimidasi dari para pelaku bullying. Di sinilah orang tua diharapkan lebih peka melihat dan merasakan perubahan yang terjadi pada anak mereka.
Kepekaan ini akan timbul ketika orang tua hubungan emosional dengan anak terbangun dengan baik. Hal ini bisa diawali dengan membangun komunikasi yang baik dengan anak. Mari sempatkan waktu untuk mendengar cerita anak dengan penuh perhatian. Harga pendapat mereka, bagaimanapun sederhananya pendapat mereka. Dan sebagai orang tua kita perlu terus belajar untuk berpikir dan melihat dari sudut pandang anak.
Ketika komunikasi dengan anak baik, maka mereka akan selalu ingin bercerita tentang segala sesuatu yang mereka alami di luar sana. Sekalipun di intimidasi, ketidak nyamanan yang mereka alami di luar akan tetap mereka ceritakan pada orang tuanya. Karena mereka percaya dan jauh merasa aman ketika bercerita dengan orang tuanya. Jadi, sebesar apapun intimidasi di luar menjadi tidak berarti ketika berada di samping orang tua mereka. Sebab itu, yuk kita bangun komunikasi yang baik dengan anak!

Tanamkan Karakter Positif pada Diri Anak
Credit By: Sinta
Tidak hanya menjadi korban bullying, anak-anak juga berpotensi menjadi pelaku bullying. Salah satu bentuk kepedulian kita terhadap bullying ini adalah dengan menanamkan karakter positif pada diri anak. Hal ini bertujuan agar anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter positif. Menjadi pribadi yang pemaaf, penuh welas asih, peduli dengan sesama, dan selalu cenderung pada kebaikan. Selain itu mereka juga peka terhadap lingkungan sekitarnya. Selalu menjadi orang pertama yang peduli ketika melihat temannya mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari lingkungan, termasuk ketika dibully.
Pertanyaannya kemudian adalah, bagaimana caranya untuk menumbuhkan karakter-karakter positif tersebut pada diri anak kita? Hal pertama yang perlu dilakukan adalah dengan memberikan tauladan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Jadilah orang dewasa yang penyayang, pemaaf, selalu bertutur kata yang baik di hadapan anak-anak. Sehingga yang mereka lihat dan dengan dari kita adalah perilaku yang baik-baik saja. Sebagaimana kita maklumi, anak-anak adalah peniru yang ulung. Apa yang mereka lihat dan dengar setiap harinya itulah yang akan mereka tiru. Sebab itulah, mari kita tampilkan hal-hal yang baik-baik saja di hadapan anak-anak.

Ajarkan Anak Agar Sadar Bullying
Tidak jarang anak-anak tidak sadar bahwa sebenarnya mereka menjadi korban bullying. Ketidak tahuan itu membuat mereka menelan saja semua perlakuan buruk dari lingkungannya. Tidak kuasa untuk melawan, namun tidak juga memiliki inisitif untuk meminta pertolongan. Karena mereka menganggap itu hal yang biasa mereka alami. Contohnya saja, anak-anak yang memiliki fisik yang tidak sempurna diolok-olok dengan panggilan yang menunjukkan kelamahan fisiknya. Seperti; si pendek, si hitam, si ompong, si buntung, dan sejenisnya.
Anak-anak sering menganggap panggilan tersebut sebagai sesuatu yang biasa. Padahal, hal itu merupakan bentuk bullying verbal yang paling ringan. Banyak anak-anak yang tidak paham bahwa hal itu merupakan salah satu bentuk bullying. Sehingga, tanpa sadar mereka melakukan bullying yang sama pada teman-temannya.
Adalah tugas kita orang-orang dewasa di sekitar anak untuk memberikan pemahaman pada anak-anak tentang bentuk-bentuk perilaku bullying. Agar anak-anak sadar bahwa perilaku yang mereka terima atau lakukan tersebut adalah salah satu bentuk bullying.
Ajarkan Anak Cara Menjaga Diri Mereka dari Bullying
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah anak-anak perlu diajarkan cara untuk melindungi diri mereka sendiri dari bullying. Mengapa demikian? Karena, anak-anak tidak dua puluh empat jam berada dalam pengawasan orang tuanya. Anak-anak pun pastinya tidak akan nyaman jika setiap gerak dan aktivitas selalu ditemani oleh orang tuanya. Anak-anak punya dunianya sendiri. Anak-anak punya lingkungan dan teman-temannya sendiri yang mengharuskan mereka jauh dari pengawasan orang tua dalam beberapa waktu tertentu.
Oleh sebab itu, kita perlu ajarkan anak-anak cara menjaga diri mereka dari bullying. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menjaga diri dari bullying, diantaranya yaitu:
  • Pahamkan anak tentang bentuk-bentuk perilaku negatif yan tergolong bullying.
  • Katakan pada anak agar mereka bersikap tegas pada teman yang mengganggu kenyamanannya.
  • Katakan pada anak agar mereka selalu bersahabat baik dengan siapapun.
  • Katakan pada anak agar berani berkata tidak, menghindar dan mau bilang pada ayah ibu mereka ketika menemui sesuatu atau seseorang yang membuat mereka merasa tidak nyaman.
Selain itu, satu hal yang perlu dipahami adalah setiap anak tidak hanya berpotensi menjadi korban bullying. Akan tetapi mereka juga berpotensi menjadi pelaku bullying. Sebagai orang dewasa kita punya peran penting mencegah sekaligus melindungi anak dari bullying. Baik sebagai korban atau pun pelaku. Kuncinya adalah kita harus peduli. Karenanya yuk peduli bullying pada anak.

Note:
Tulisan ini merupakan tanggapan dari tulisan Mbak Nia K. Haryanto di web KEB berjudul Yuk, Waspadai Bullying pada Anak-anak dalam program Collaborative Blogging KEB Grup Yohana Susana



8 Comments

  1. Benar Mak...lihat postingan korban bullying di media sosial, sebagai seorang ibu, kita pasti akan sangat khawatir dengan keadaan anak-anak kita di lingkungan luar.
    Memang sebaiknya kita perhatian dengan perubahan sikap anak ya...untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mak, orang tua apalagi para emak memang perlu mengasah kepekaan terhadap kondisi anak. Sy setuju dgn tanggapan di tulisan teman-teman yang lain, kita harus menjadi sahabat anak..

      Delete
  2. Komunikasi yg baik dan lancar sama orang tua memang jd kunci segala ya mak neti. Aku selalu bilang ke anak saya, tidak boleh nagtain teman dengan julukan, fisik, nama orang tua, jama binatang dll, kalau kamu tidak suka pasti orang lain juga tidak suka

    ReplyDelete
  3. Komunikasi yg baik dan lancar sama orang tua memang jd kunci segala ya mak neti. Aku selalu bilang ke anak saya, tidak boleh nagtain teman dengan julukan, fisik, nama orang tua, jama binatang dll, kalau kamu tidak suka pasti orang lain juga tidak suka

    ReplyDelete
  4. rada menyeramkan ya lingkungan pergaulan jaman sekarang, para orang tua nggak boleh lengah sedikit pun,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nggak juga mak, insya Allah banyak lingkungan pergaulan aman dan ramah anak. Tapi tetap waspada itu penting!

      trimksh ya mak dah mampir :)

      Delete
  5. Jadi orang tua memang belajar tanpa akhir ya. Beres ngajarin anak yang dulu jadi korban bullying untuk bisa jaga diri, eh sekarang adiknya pendiem banget. Rawan bullying. Semangaaaaat! :D

    ReplyDelete

Tinggalkan Komen Ya!