Dia Telah Pergi…!
Ya, dia telah pergi dengan semua
keindahan yang hadir bersamanya. Tidak sedetik pun kita bisa menahannya. Bahkan
meski seluruh penduduk bumi mencegahnya berlalu, dia akan tetap teguh dengan
prinsipnya. Dia akan tetap berlalu melanjutkan perjalanan panjang bersama
waktu. Tidak sedikitpun dia lengah mengikuti ketetapan yang sudah ditentukan
Allah untuknya. Kelak, pada putaran waktu berikutnya ia akan kembali menyapa
ummat muslim dengan senyumnya.
Dia telah pergi kawan…
Orang-orang beriman yang
terpanggil untuk memaksimalkan ibadah di bulan itu pastilah akan bersedih
dengan perpisahan ini. Bahkan, keceriaan lebaran pun tidaklah mampu untuk
menghibur hati. Sekalipun wajah berhias senyum menyambut setiap sanak dan
kerabat yang bertandang, rasa kehilangan masih tetap menyisakan sendu dalam
hati. Akankah di putaran waktu selanjutnya kita akan bertemu wahai bulan yang
dimuliakan?
Dia yang dirindukan kini telah
pergi lagi..
Meski dari awal sudah bertekad
dalam hati untuk membersamainya dengan sepenuh hati. Akan bergandeng tangan
setiap saat untuk bersungguh-sungguh menjemput ampunannya. Akan mengisi
detik-detik bersamanya dengan ketaatan dan ibadah yang tiada putus.
Namun, beginilah aku manusia yang
selalu lalai dan malas…
Tetap saja banyak kelalaian untuk
membersamainya dengan ketaatan. Tetap saja waktu lebih banyak diisi dengan
kelalaian dari pada ketaatan. Tetap saja, malam-malam diisi dengan tidur bukan
dengan ibadah. Tetap saja tilawah masih keteteran, meski dia tidak berhenti
mengingatkan akan keutamaan membaca Al quran di bulan ini.
Dan ketika tersadar, dia sudah
pamit untuk pergi…
Langkah kaki pun tertatih untuk
mengejarnya. Tapi apa daya, ketetapan-Nya juga yang akan berlaku. Kesempatan
emas itu sudah berlalu teman. Sekarang dia sudah pergi.
Tinggallah kita dengan segunung
sesal dan rasa sedih di hati. Sesal karena kesempatan indah itu sudah berlalu
dan mustahil terulang. Sedih, karena telah menyia-nyiakan kesempatan indah yang
telah dihadiahkan secara khusus oleh Allah Swt untuk kita.
Kini, kembali mengarungi sebelas
bulan yang berat dan biasa. Sebelas bulan berjuang untuk merealisasikan
pembinaan selama satu bulan Ramadhan. Akankah semangat dan aura Ramadhan masih
tersisa dalam diri kita?
Dia memang telah pergi, tapi dia
pasti kembali..
Ya, putaran waktu akan kembali
membawanya pada kita. Hanya saja, tidak ada yang bisa menjamin usia kita sampai
ketika dia kembali menyapa. Namun, jangan berputus asa kawan. Semua kita punya
harapan yang sama untuk berjumpa dengannya di putaran waktu berikutnya.
Teruslah berdoa agar Allah berkenan mempertemukan kita dengan kemuliaan
Ramadhan yang tiada duanya. Tekadkan dalam hati untuk menjadikan setiap
Ramadhan yang akan kita temui mendatang akan menjadi Ramadhan terbaik dalam
hidup kita. Tidak ada yang mustahil jika Allah sudah berkehendak.
Ya, dia memang telah pergi.
Namun, selalu masih terbentang harapan bahwa ia pasti akan kembali….
0 Comments
Tinggalkan Komen Ya!