Sebelum membahas tentang pengelolaan penurunan emisi, saya mengajak teman-teman untuk melihat fakta tentang suhu bumi kita belakangan ini. Apakah teman-teman merasakan bahwa suhu bumi semakin panas?

pengelolaan penurunan emisi karbon
Sumber: pixabay

Ya, lonjakan suhu bumi memang sedang terjadi beberapa tahun belakangan ini. Fakta ini terungkap dari data yang dikeluarkan oleh Word Meteorological Organization (WMO) Dilansir dari laman pgnlng.co.id (21/11/2023) WMO Global Annual Decadal Climate Update 2022-2026 mengungkap bahwa akan ada lonjakan suhu yang cukup tinggi di permukaan bumi. Diprediksi pada periode 2022-2026 suhu bumi akan meningkat drastis mencapai angka 1,5 derajat Celcius.

Kenaikan suhu bumi ini meningkatkan kadar emisi gas rumah kaca, salah satunya adalah gas karbon dioksida. Emisi karbon ini dampaknya sangat besar terhadap kenaikan suhu bumi dan perubahan iklim secara keseluruhan. Bahkan pada skala yang lebih luas bisa memicu mencairnya es di kutub dan hujan asam.

Nah, apa yang dimaksud dengan emisi karbon, apa penyebab dan bagaimana dampaknya? Postingan ini sedikit akan menjawab pertanyaan teman-teman. Di akhir akan ditampilkan juga upaya pengelolaan penurunan emisi oleh PT Saka Energi.

Pengertian Emisi Karbon

Apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan emisi karbon? Mengapa bisa menyebabkan lonjakan suhu bumi? Mengapa upaya pengelolaan penurunan emisi sangat penting dan mendesak dilakukan? Yuk kita bahas satu per satu.

Emisi artinya adalah zat pencemar udara yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Emisi juga bisa diartikan sebagai gas mesin yang dibuang ke udara. Sementara karbon adalah gas yang dihasilkan dari proses pembakaran. 

Sementara emisi karbon merujuk pada gas karbon yang dihasilkan dari proses pembakaran dan lepas ke atmosfer.

Aktivitas manusia yang menjadi penyumbang karbon terbesar ke atmosfer terutama adalah pembakaran bahan bakar fosil. Seperti penggunaan kendaraan bermotor.

Sebenarnya emisi karbon tidak hanya dihasilkan dari aktivitas manusia. Sejumlah proses alamiah makhluk hidup di bumi juga menghasilkan emisi karbon. Contohnya proses pembusukan sampah organik dan bernafas. Namun aktivitas manusia modern dan teknologinya membuat di volume karbon yang dilepaskan ke atmosfer semakin besar.

Faktor Penyebab Emisi Karbon

pengelolaan penurunan emisi
Sumber: Pixabay

Pengelolaan penurunan emisi semakin penting dan mendesak dilakukan, mengingat konsentrasi karbondioksida semakin meningkat seiring dengan lajunya pertumbuhan industri. Sumber emisi karbon terbesar adalah pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak, gas dan batubara. 

Dilansir dari laman pnglng.co.id (21/11/2023) dari laman CO2 Human Emissions pembakaran bahan bakar fosil berkontribusi meningkatkan konsentrasi karbon sebesar 87 persen di atmosfer. Di samping itu kegiatan industrialisasi, pembuangan limbah dan penggunaan pupuk juga mensuplai emisi karbon ke udara. Selanjutnya, kegiatan penebangan hutan ternyata juga ikut andil memperparah peningkatan emisi karbon di udara. Penebangan hutan tentunya akan menghilangkan banyak stomata daun yang berperan besar dalam menyerap karbondioksida dan melepaskan oksigen ke udara. 

Dampak Emisi Karbon

Beberapa dampak emisi karbon yang bisa kita rasakan diantaranya:

  1. Perubahan iklim global: emisi karbon berkontribusi besar dalam meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca yang menjadi pemicu utama pemanasan global dan perubahan iklim. Perubahan iklim ini yang sekarang kita rasakan ditandai oleh perubahan cuaca ekstrem seperti banjir, badai, kekeringan hingga lonjakan suhu global.
  2. Rusaknya ekosistem: perubahan iklim yang ekstrem tentunya akan mengganggu ekosistem makhluk hidup. Banyak spesies yang eksodus karena perubahan habitat dan beberapa spesies juga mulai terancam punah.
  3. Kualitas udara yang jelek: emisi karbon dari pembakaran bahan bakar fosil adalah sumber pencemaran udara yang menyebabkan menurunkan kualitas udara.
  4. Bencana alam: pemanasan global akan memicu cuaca ekstrem seperti hujan lebat, banjir, badai, hingga mencairnya es di kutub.
  5. Krisis air dan makanan: perubahan iklim yang ekstrem akan berdampak pada siklus air, pasokan air bersih dan juga pada usaha budidaya pertanian, peternakan dan perikanan.
  6. Mengancam kesehatan manusia: polusi udara dan cuaca ekstrem tentunya akan berdampak daya tahan dan kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Upaya PT Saka Energi dalam  Pengelolaan Penurunan Emisi Karbon

pengelolaan penurunan emisi
Sumber: Pixabay

Sebagai salah satu perusahaan energi yang beroperasi sejak tahun 2011 di Indonesia PT Saka Energi berkomitmen untuk terlibat aktif dalam melindungi bumi dari bahaya emisi gas konvensional dan gas rumah kaca. Dilansir dari laman sakaenergi.com (tt) berikut adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh perusahaan dalam pengelolaan penurunan emisi:

  1. Menerapkan konsep Produksi Bersih yakni memilih teknologi dan bahan dengan gas buang emisi yang rendah dan ramah lingkungan dalam operasi perusahaan.
  2. Menghijaukan area operasi dengan menanam pepohonan untuk membantu upaya penyerapan gas rumah kaca dan penurunan emisi.
  3. Bekerjasama dengan berbagai pihak dalam upaya penurunan emisi.
  4. Menjalankan program-program yang telah ditetapkan dalam penilaian Daur Hidup untuk menunjang kegiatan penurunan emisi.
  5. Berkontribusi aktif dalam capaian SDGs (Sustainable Development Goals).

Penutup

Bumi kita saat ini sedang tidak baik-baik saja. Lonjakan suhu bumi dan bahaya pemanasan global sudah mengancam di depan mata. Hal ini menuntut peran aktif dari semua pihak untuk membantu upaya pengelolaan penurunan emisi secara bersama-sama. Seperti upaya yang sudah dicanangkan dan sudah dan akan terus dilaksanakan oleh PT Saka Energi.

Referensi:

  1. Pengelolaan Penurunan Emisi - PGN Saka Energi
  2. Pengertian Emisi menurut Undang-Undang - Paralegal.id
  3. Emisi Karbon: Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Cara Menguranginya (pgnlng.co.id)


0 Comments